Entrepreneurship: sebuah catatan

20 Feb

Apa yang pertama kali ada di pikiran kalian kalau mendengar atau membaca kata “entrepreneurship”? Kalau saya, hal yang terlintas pertama kali adalah wirausaha. Apakah pikiran kalian sama dengan saya? Atau hanya saya saja ya yang berpikir seperti itu? Hehehe

Jadi gini, hari Selasa, 19 Februari 2013 kemarin, saya berkesempatan untuk mendatangi pelatihan yang diadakan oleh sekolah saya. Tentang entrepreneurship. Alhamdulillah pengetahuan saya bisa bertambah lagi. Mau sedikit share aja sih sama temen-temen semua. Bagi yang udah pernah tau entrepreneurship itu apa, boleh lah baca-baca dulu, siapa tau ada pengetahuan baru yang didapat dan bahkan bisa share juga sama saya pengetahuan yang udah duluan kalian dapat 😀

Pemateri kali ini namanya adalah Bu Diena, beliau merupakan advisor sekolah kami. Long story short, Bu Diena menjelaskan beberapa istilah yang sering pabalieut tentang entrepreneurship ini. Ada kamus kecilnya nih:

  • Entrepreneurship= spirit kewirausahaan
  • Entrepreneur= wirausaha= pelaku kegiatan yang menerapkan entrepreneurship
  • Entrepreneurial= spirit kewirausahaan yang melekat pada diri seseorang
  • Intrapreneurship= entrepreneur yang berada di organisasi dengan semangat memajukan organisasi

Jadi nih ya, ternyata wirausaha yang hanya sekedar berdagang itu beda dengan entrepreneur. Bu Diena memberikan contohnya. Misalnya ada seorang tukang baso yang usahanya laris dan selalu laku setiap hari. Kemudian ada yang memberi saran untuk membuka cabang di tempat lain. Jawabannya tukang baso: “Alhamdulillah ini saja cukup. Sudah dapat memberi makan untuk saya, istri saya, anak-anak saya, orang tua saya, … saya, … saya” dan ‘saya saya’ yang lain. Apakah itu yang dinamakan entrepreneur? Ternyata bukan. Tukang baso itu hanya sekedar pedagang. Kalau entrepreneur, dia akan membuka cabang di tempat lain (meski dia sudah bisa membiayai kebutuhan hidup sekeluarga) dan memberdayakan orang lain di sekitarnya. Nah, memberdayakan orang lain itulah termasuk spirit kewirausahaan. Karena dia tergerak untuk membantu orang lain.

Apakah entrepreneur hanya berbasis pada uang? Nggak juga. Bu Diena memberikan beberapa contoh entrepreneur yang sering dijumpai:

  • Business entrepreneur, contoh perbuatannya: mengubah tanah kering kerontang menjadi sebuah kota mandiri yang sukses. Entrepreneur inilah yang paling sering dibicarakan. Contohnya mungkin seperti Pak Ciputra ya?
  • Academic entrepreneur, contoh perbuatannya: mengubah sekolah yang “miskin” menjadi sekolah yang sukses dan mampu menjadi sekolah donor. Saat membaca di slide tentang ini, saya langsung teringat dengan Pak Munif Chatib. Beliau mampu mengubah sebuah sekolah yang hampir “mati” di Gresik, menjadi sebuah sekolah yang disegani oleh sekolah lainnya,  bahkan telah menjadi sekolah percontohan dengan metode Multiple Intellegences-nya.
  • Government entrepreneur, contoh perbuatannya: mengubah daerah yang terbelakang menjadi daerah yang sejahtera. Sebenarnya banyak kepala desa/walikota/gubernur yang menjadi government entrepreneur ini, tapi pemberitaan tentang mereka sangatlah sedikit, kalah dengan berita-berita tentang korupsi *miris* harusnya untuk memberikan citra Indonesia menjadi lebih baik di mata dunia, berita tentang government entrepreneur ini yang harusnya lebih sering untuk ditampilkan. Jadi masyarakat (terutama masyarakat Indonesia sendiri) menjadi lebih bangga dengan Indonesia (out of topic dikit ya, abis gemes sama pemberitaan sekarang yang lebih banyak mengungkapkan sisi jelek Indonesia).
  • Social entrepreneur, contoh perbuatannya: mengubah komunitas “sampah masyarakat” menjadi komunitas produktif. Seperti misalnya ada komunitas pecandu narkoba (atau penderita AIDS ya? Saya lupa) yang akhirnya menjadi sebuah tim sepak bola dan bisa bertanding di luar negeri. Atau seperti Dik Doank yang membuat Kandang Jurang Doank untuk anak-anak jalanan dan melatih bermain alat musik, sehingga anak-anak tersebut menjadi lebih produktif.

Selain keempat entrepreneur itu, Bu Diena juga menambahkan (khusus untuk sekolah kami kayanya) namanya adalah teacherpreneur. Kira-kira arti dari teacherpreneur adalah seseorang yang menyebarkan sebuah kultur baru dari inovasi dan kreatifitas dalam sektor edukasi. Jadi teacherpreneur ini dibawahnya academic entrepreneur. Kalau academic entrepreneur mengubah sekolah, kalau teacherpreneur mengubah kelasnya menjadi kelas yang lebih baik, dan dapat mengaplikasikannya kepada masyarakat sekitar. Maksudnya adalah kita nggak hanya jadi guru dalam ruang kelas yang berisi anak didik kita saja, tapi kita juga harus bisa menjadi guru untuk semuanya, termasuk masyarakat lain di sekitar kita.

Teacherpreneur never leaving the classroom. Bukan “kelas” dalam arti bangunan segi empat yang didalamnya ada guru dan murid yang sedang belajar ya. Tapi “kelas” dalam arti yang luas. Semua tempat di bumi ini adalah kelas. Mau itu di angkot, di bawah pohon, di jalan, atau di mana pun. Dan semua orang di dunia ini berpotensi untuk menjadi guru kita. Jadi,teacherpreneur never leaving the classroom berarti kita harus terus belajar. Istilah kerennya yang saya dapat di bangku perkuliahan adalah “menjadi seorang pembelajar sejati (lifelong learner). Dan jadikan semua kegiatan atau pengalaman kita ini sebagai pembelajaran (learning by experiences).

Dan yang terakhir, Bu Diena menambahkan lagi: muslimpreneur (khusus yang muslim) dan mompreneur. Silakan tebak dan temukan sendiri artinya :mrgreen:

*elap keringet*

8 Responses to “Entrepreneurship: sebuah catatan”

  1. Lidya February 20, 2013 at 10:11 pm #

    jadi dapat ilmu tentang enterpreneurship ya

  2. than February 21, 2013 at 1:00 pm #

    wawasan yang penting ini mbak
    salam kenal

  3. monda February 21, 2013 at 6:32 pm #

    Put, jadi apapun kita harus bisa lebih ya..
    intinya pengembangan diri…, gitu bukan …, ?
    enak nih dapat motivasi lagi

  4. dhie November 18, 2015 at 5:40 pm #

    sukaaa sm tulisan² putri.yg ini bkin aku semangat jd entrepreneur beneran hihii.. keep on writing put 🙂

  5. Susanti Hara August 26, 2016 at 6:28 am #

    haloo salam kenal, saya susanti hara jv, penulis k novel bintang jindo. Oya, blog ini saya referensikan dalam buku saya yang inshaaAllah terbit juga bulan ini ya. Mohon doanya

Leave a reply to Putri "jasmineamira" Cancel reply