Dua hari menjelang sidang skripsi…
Fathima memeriksa semua keperluan yang akan dia bawa dan persiapan untuk sidang. Dua hari lagi Fathima akan melaksanakan sidang penentuan sebagai syarat kelulusan S1. Semua persiapan untuk melaksanakan sidang tersebut diperiksa sampai yakin. Power point untuk mempresentasikan hasil penelitiannya pun dia periksa sampai berkali-kali. Sampai yakin bahwa tidak ada yang salah ketik atau terlewat. Pakaian yang akan dipakai untuk sidang pun sampai dicoba berkali-kali, agar semakin yakin bahwa penampilannya rapi dan serasi. Kerudung yang akan dipakai kembali dikeluarkan dari lemari, dicocokan dengan pakaian untuk sidang. Dokumen-dokumen yang berhubungan dengan hasil penelitiannya disatukan di satu tempat, agar nanti lebih mudah untuk membukanya. Fathima merasa sangat panik dan deg-degan mengenai sidang skripsinya ini. Teman-teman yang sudah duluan merasakan sidang skripsi memberi tahu bahwa tidak se-deg-deg-an itu, kata mereka hanya seperti bimbingan, tapi dengan dosen tambahan. Tetap saja Fathima masih merasa panik menghadapinya.
Sehari menjelang sidang skripsi…
Kepanikan Fathima menjelang sidang skripsinya semakin menjadi-jadi. Apalagi dijadwalkan bahwa dia disidang pada pukul 8 pagi. Fathima akhirnya berlatih berpresentasi sendiri dan kembali membaca sedikit tentang hasil penelitiannya. Sampai akhirnya Fathima tertidur, tetap dengan perasaan tidak tenang.
Hari H…
Pagi itu Fathima sudah siap di ruangan sidang, tepat pukul 7.50 WIB. Fathima sedang menunggu kedatangan dosen pembimbing dan dosen pengujinya ketika seorang staf dari departemennya masuk ke dalam ruangan. “Loh Mba, hari ini sidang yah?”
Fathima tersenyum dengan ragu-ragu, “Iya, Teh. Aku deg-degan ih.”
Teteh melihat ke sekeliling dengan bingung, sambil berjalan ke luar ruangan. Fathima melihat dengan bingung, hatinya semakin deg-degan. Beberapa menit kemudian, Teteh kembali ke dalam ruang sidang.
“Mba Fathima, salah tau. Harusnya Mba Fathima sidangnya itu besok, bukan hari ini,” Teteh menunjukkan secarik kertas yang merangkum semua jadwal sidang dalam seminggu itu.
Fathima menatap Teteh dengan tidak percaya, dilihat kembali tanggal ujian yang tertera di kertas. Tanggal 20. Dan Fathima memang sidang tanggal 20. Tapi kemudian dilihatnya tanggal yang tertera di laptop. Masih tanggal 19. Saking deg-degannya, Fathima sampai salah mengingat hari dan tanggal.
Bogor, 13 Januari 2012
Hari kedua dari lima belas hari proyek #15HariNgeblogFF yang diadakan oleh Mbak @WangiMS dan Mas @momo_DM
haha masih untung salah tanggalnya harusnya besok. kalo ternyata harusnya kemaren? 😛
iya bener.. bisa berabe kalau harusnya kemaren
hehhehe …. saya juga jadi ikutan FF niy
untungnya salah tanggalnya masih besok ya
lah klo kemarin? bisa gawat… dagdigdugnya jadi pingsan deh hehehe
Jadi inget masa-masa indah itu, masa jadi pesakitan di ruang sidang skripsi.. 🙂
hahha, perasaan gugup yang overdosis ini memang bisa bikin orang lupa akan segala hal ya kak~ 😆
Ehem, pengalaman pribadi ya Put? qiqiqiqi
untungnya masih belum telat ya 🙂
untuk ngga kelewat tanggal 😀
wa ka ka ka ka 😆
cucian deh si fatimeh.